Jumat, 03 Februari 2012

Dahsyatnya Kekuatan Kata



Begitu banyak orangtua yang tak menyadari telah biasa melontarkan kata-kata salah kepada anak, yang ternyata justru menjadi penyebab tumbuhnya perilaku salah. Walaupun semua diniatkan untuk mendidik anak, untuk mengubah perilaku anak yang salah, namun cara penyampaian kata-kata yang salah ternyata memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan kepribadian anak. Berikut adalah beberapa jenis kalimat komentar keliru yang kerap menjadi refleks spontanitas orangtua:
  1. Komentar Negatif
Dunia anak yang egosentris tak selalu dipahami orang dewasa, sehingga orangtuapun menganggap remeh saat anak membanggakan sesuatu yang menurut orangtua tak masuk akal dan tak bernilai. Seperti saat ibu kesulitan membuka tutup kaleng yang baru dibeli maka dengan penuh percaya diri anak pun meminta agar kaleng itu diberikan kepadanya, seakan dengan kekuatan tangannya akan mudah untuk membuka kaleng tersebut. Komentar orangtua meremehkan. Atau “sudah,tak usah” dan “makanya jadi anak jangan sok tau”
  1. Merendahkan Anak di Depan Umum
Dalam setiap langkah perbuatannya, anak sedang belajar menjadi dewasa. Wajar jika kerap melakukan kesalahan dan Allah memang memberikan hak istimewa kepada anak untuk berbuat salah, sepanjang masih dalam batas toleransi. Maka jika kesalahan itu terjadi, orangtua hanya punya hak untuk menegur kesalahn anak dengan kalimat yang tak menyinggung harga diri anak. Jangan menggunakan kalimat yang merendahkan anak, apalagi di depan umum. Itu benar-benar akan merusak harga diri mereka.
  1. Menyalahkan Anak di Tempat Umum
Seorang ibu merasa malu kepada ibu lain yang anaknya sudah boleh pulang dari TK, sementara anaknya sendiri belum karena masih dipanggil guru gara-gara terlalu banyak bercanda di kelas. Ketika akhirnya si anak keluar, berkomentarlah ibu, “Kalau Rina mah pintar ya, pulangnya duluan. Si Aini nih, nakal sih, jadi pulangnya terlambat. Biarin besok bercanda lagi saja biar tidak usah pulang sekalian”.
  1. Mengeluh Perilaku Anak kepada Orang Lain
Salah satu penyalit berbahaya para orangtua adalah kebiasaan curhat yang berlebihan. Seperti saat seorang ibu berkeluh kesah kepada ibu lain, “Anakku ini loh, belum mau shalat 5 waktu. Kalau disuruh selalu saja membantah. Ada saja alasannya”. Sementara anak yang mendengarnya hanya terlihat nyengir namun sesungguhnya hatinya terluka
  1. Memberikan Panggilan Negatif
Karena nama panggilan akan berulang-ulang diucapkan dan didengarkan anak, maka akan lebih besar pula pengaruhnya terhadap kepribadian anak. Maka, kita harus ekstra hati-hati jika memberikan panggilan negative. Selain itu, perkataan ornagtuapun bisa menjadi doa atas anaknya. Maka, senantiasa berhati-hatilah dalamberkata-kata, karena kalimat negative yang terlontar untuk anak, bisa diijabahi oleh Allah

Semoga info ini bermanfaat bagi anda dan keluarga anda. Amiiinnn......

0 komentar:

Posting Komentar